Indescribable, bab 1 : "Awal Saat Itu"

Pagi buta, sang fajar belum muncul dari singgasananya. Udara pegunungan yang dingin membangunkanku pagi itu. Kubuka jendela kamar asramaku. Awan mendung yang gelap terlihat mengerikan. Angin yang cukup kencang terlihat menggerakkan pepohonan hutan yang ada di belakang asramaku. Ya, hari ini adalah hari pertamaku masuk Asrama Putri Moende ini.  Aku baru datang kemarin sore dari rumahku.
Aku pun duduk di tempat tidur dan bermain dengan bonekaku yang kubawa dari rumah, boneka barbie. Hari semakin pagi, namun awan mendung semakin gelap. Teman sekamarku, Alice terbangun mendengar suara hujan yang cukup deras. “Hai,  Alice! Selamat pagi!”, sapaku kepadanya. “Hai juga Kiera!”, sapa Alice balik. Alice kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian ke kamar mandi untuk cuci muka. “Mmm, Alice, apakah kau suka tinggal di asrama ini?”, tanyaku. “Ya, tidak begitu. Aku lebih suka tinggal di rumah karena ada orang tuaku dan kakak-kakakku”,jawabnya.
Setelah mandi dan sarapan, murid-murid asrama dibebaskan untuk bermain, karena ini adalah hari minggu. Aku dan Alice memilih jalan-jalan di taman saja. “Apakah  kita boleh mengambil salah satu dari bunga yang indah itu?”, tanyaku pada Alice. “Hm, sepertinya tidak. Karena nanti tukang kebun asrama ini akan marah kepada kita”, jawabnya. “Hm..”, jawabku sambil mengerucutkan bibir. Saat aku dan Alice baru saja duduk di kursi taman, aku dan Alice melihat siswa putra asrama kami di depan patung sedang menjahili temannya. Aku dan Alice pun menuju kesana.
 “Hei, kalian itu tidak boleh begitu. Sesama teman, kita tidak boleh menjahili”, nasehatku kepada kedua anak jahil itu. Tapi mereka malah tertawa. “Kalian ini kok malah tertawa sih!”, Alice pun ikut menasehatinya. “Haha, biarkan saja. Apa kalian mau kujahili juga?”, kata anak jahil yang berkacamata itu. “Aku tidak takut, akan kuadukan pada BK jika kalian menjahili kami”, jawabku. Mereka tertawa lagi, lantas mengambil boneka barbie yang kubawa saat itu. “Benar, akan kuadukan ke BK!”, ancamku. “Eh, jangan.  Baiklah, aku tidak akan menjahili kalian. Namaku Daru, dan Ini Jeddi”, katanya anak berambut setengah keriting sambil menarik tangan anak berkacamata. “Baiklah Daru dan Jeddi. Namaku Kiera, dan temanku ini Alice”, balasku masih sedikit kesal. “Iya, kalian harus janji benar-benar tidak akan menjahili kami!”, Alice berbicara. “Baik, tapi kami tidak berjanji. Hahaha.. Oh iya, ada yang lebih jahil daripada kami loh! Hantu Asrama ini!”, kata Jeddi sambil menarik tangan Daru dan mengajaknya lari masuk ke dalam Asrama Putra Moende (bersambung...)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Indescribable, bab 1 : "Awal Saat Itu""

Posting Komentar

About Me